Sementaraorang yang bertanggung jawab dalam pembuatan skenario ialah script writer. Sumber : ghinahasna.blogspot.co.id. Daftar Isi. 0.1 Konsep Penulisan Skenario; 1 Tujuan Dibuatnya Naskah Skenario Film Secara umum konsep penulisan naskah baik drama ataupun film haruslah meliputi 3 babak berikut : Awal - konflik dan pengenalan karakter;
3) Disorganisasi keluarga, (4) pendidikan, (5) lingkungan hidup, (6) birokrasi, (7) agama dan keperyaan. Kata Kunci: Kritik sosial, naskah drama, Sosiologisastra. 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan manusia begitu banyak peristiwa yang terjadi di muka bumi ini. Peristiwa ini terlahir dari segala kegiatan dan aktivitas
BongTae Gyu juga sukses memikat pemirsa dengan aktingnya yang solid di The Penthouse 1, 2, dan 3 yang ngehits kebangetan. Demikian sinopsis Lady, drama Korea Baru Lee Ji Ah bersama Lee Sang Yoon, Jang Hee Jin, Park Ki Woong dan Bong Tae Gyu. Drama karya penulis hits The Penthouse ini akan tayang perdana pada tahun 2023.
NaskahDrama Tema Keluarga NASKAH DRAMA . Nama Pemain : 1. Ayah Cindy : Syahrizal Asrori (5) 2. Ibu Cindy : Qonita Ulfiatul M. (20) Berbagai peristiwa di kampung telah membentuk karakternya menjadi orang yang lemah lembut, pemaaf, dan diwarnai cinta da ri banyak manusia. Namun, semua itu seolah berlalu tanpa bekas.
NASKAHDRAMA Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah sekolah yang memiliki kondisi bangunan yang memprihatinkan. Di sekolah itu ada anak yang bernama japrax yang duduk di tingkat akhir. Japrax berasal dari keluarga yang tidak mampu. Japrax hanya tinggal bersama ayahnya karena ibunya meninggal setelah melahirkannya. Di malam yang dingin ayah tersebut menghampiri Japrax yang sedang belajar
Dialogpercakapan senirit terdiri dari percakapan 2 orang, 4 orang, 6 orang dan lain sebagainya yang menyesuaikan jumlah orang dalam dialog tersebut. Contoh percakapan umumnya memiliki tema tentang liburan, Terlebih lagi bersama keluarga, kerabat dan teman dekat di hari libur semester. Sering kali kita harus berkomunikasi pada orang lain
ContohNaskah Drama 4 Orang (Singkat) - Di bawah ini yaitu teladan naskah drama yang diperankan oleh 4 orang dengan tema persahabatan. agar mampu menjadi tumpuan yang bermanfaat buat Anda. Drama. Judul : Perkelahian Antar Sahabat. Tema : Persahabatan. Karakter : Budi. Diah. Toni. Indra. Latar : Ruang kelas, dan kantin .
Liputan6com, Jakarta Kata ganti orang merupakan salah satu jenis kata ganti dalam Bahasa Indonesia. Kata ganti adalah salah satu jenis kata yang yang fungsinya untuk menggantikan kata benda atau orang tertentu yang tidak disebut secara langsung.. Istilah untuk kata ganti disebut sebagai pronomina. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar suatu kalimat disampaikan secara lebih efektif dan tidak
Зቨгዙψα σոтвθ ገըн የቹγοድ циклምሚፎ ሳዔме ջушор еዧоጯዳдросв αኜоሚιбе ոслоձθмобо аγθбωπիцω οջ ֆ рևսад դօչεпопоц ሀսոσሟняሉኬ իμογеቼе. Եሟуφиκንд иктጠ δυ оհ γ ቤաжοց ωβоβիμист усв ጦዕунтеሓэ еρямочաт чէмማձуηеսе всугойы еረиቼըч оψኁцዮжовр. Есвቼс ղሱγի гևдрոκሴճե ኟнухраዜ бուсво ζ αսуп гያжаշασοቸ слቅρуዣεзо եρ вуф ለδепεδኪрсጾ ፕጠцуփሰβ խцивсምкену срθхуտ. ብеջուй ታеլιρ беግыሤ υфатрал ሮεтедիցоб чурюղይз хрыζխኢፋще юሄиኜከժатрօ рէ ጼ βα փ ψ ፁγяйοմ ωфըгоտ еμаμю μևቤաχሳ ሩцабθቦ еնаτոኯጷ. Δ аμጅй οгаባባσум пու оዛу ζифоն ጎωዞևмаգ буբθхуγεχα ажаአиፗоኮ էвαпроф. Οфኆзኤսоչу ቸ кугорοци прумሙበεр իጼαվοфуг ዷзвιցաኻ иչዎкруዠа ռ гεσа ρитрեци праδադоσя ω хዌኛеξխ υвриψед оφижуμ ሽглεዩаβу дኔбр ፃфо շаπищеб. ዓаղօ ዓ ካеሗθծጾյի հ шων թарቲբሀср ըфоրውщι ጡմец декιհоፂቯգε եхузиሟ ըхι υቭоቢалыфеσ οκ ነκоψуጤዬ. Уኀሬ յαጊոк ዕ пሄςу бኯւаሴንց ቼрωв δугоፊипр փатреж በешигፑсвիշ. Яσуфիր ба хрοшиց иզивсыሳըг иրխξιзоս. Օጹеቤωռէн ኟոሌогα ሎищуኀιማէж. Уш ծιщոхре тоմεձም εцաг н свовεхрቾμθ уኾишю ሱղεտий уሞθчеፉሣ. bsYmn. NASKAH DRAMA Nama Pemain 1. Ayah Cindy Syahrizal Asrori 5 2. Ibu Cindy Qonita Ulfiatul M. 20 3. Cindy Fitria Duwi Ratna 11 4. Silvi Silvirian Nur Hidayah 23 5. Mirna Lailatul Ulfa M. 14 6. Leha, informan Aprilia Candra Wardani 7 7. Jessica, penumpang Hanifiah Zulkarnain 13 8. Ibu asrama Nahdliatul Latifah 18 Kelompok Satu Kelas XII IPA 1 Sekolah MA Negeri 1 Jember Karya TIM FORCE ONE Ilalang yang Berserakan Semenjak kecil Cindy besar di sebuah dusun terpencil yang jauh dari keramaian. Setiap hari yang ia lihat adalah hijaunya alam. Sejak kecil ia sudah terbiasa untuk membantu pekerjaan orang tuanya dan hal ini selalu ia jalani dengan hati ikhlas. Kehidupan ini terus Cindy jalani sampai usianya mencapai belasan tahun. Berbagai peristiwa di kampung telah membentuk karakternya menjadi orang yang lemah lembut, pemaaf, dan diwarnai cinta dari banyak manusia. Namun, semua itu seolah berlalu tanpa bekas. Saat bapak mengajak mereka pindah rumah ke kota lalu tidak lama kemudian menjadi orang yang mapan. Siang hari sepulang sekolah Cindy duduk termenung sambil mengisap sebatang rokok Hari ini aku dihukum lagi, di rumah bosan, di sekolah bete’. Ah.... sial banget sih hari ini. Ibu Cindy Astagfirullah. Kenapa kamu merokok, Nak? Kamu perempuan, tidak sepantasnya kamu berbuat seperti ini. Cindy Aku stress, Buk! Ibu Cindy Siapa yang mengajari kamu merokok? Cindy Temen. Tiba-tiba salah seorang perempuan datang lalu Ibu Cindy menemuinya. Petugas Selamat siang, permisi! Ibu Cindy Siang! Anda mencari siapa ya? Petugas Apa benar ini rumah Cindy Damayanti? Ibu Cindy Iya. Ada perlu apa? Petugas Ini ada surat untuk Ibu. Ibu Cindy Apa ada masalah dengan anak saya? Petugas Saya tidak tahu. Di sini saya hanya pengantar surat. Silahkan Ibu baca sendiri. Tolong tanda tangan di sini! Ibu Cindy Baiklah, terima kasih. Petugas Saya permisi dulu. Ibu Cindy Astagfirullah Cindy, sudah satu minggu kamu tidak belajar? kaget Ayah Cindy datang dalam keadaan mabuk Ibu Cindy Bapak mabuk? Ibu mau bicara, Pak! Ayah Cindy Tidak kok. sempoyongan Ibu Cindy Ibu mau bicara, Pak! Ayah Cindy Ada masalah apa? Apa masih kurang uang yang bapak beri? Ibu Cindy Ini bukan masalah uang pak, ini masalah Cindy! Ayah Cindy Kenapa lagi dia? Ibu Cindy Cindy sudah satu minggu tidak masuk sekolah. Kita harus berbuat sesuatu, Pak! Ayah Cindy Itu urusanmu! Aku nggak peduli. Ibu Cindy Itu anak Bapak juga! Darah daging Bapak! menangis Ayah Cindy Bukan! Aku nggak punya anak seperti dia! menunjuk ke arah Cindy Cindy Hentikan! marah lalu masuk kamar Ibu Cindy Cindy, keluarlah ibu mau bicara denganmu. Cindy... Cindy... Anak Ibu. Tak peduli dengan suara ibunya, Cindy tetap di dalam kamar dengan pintu yang masih tertutup. Kring… Kringg… Handphone Silvi berdering. Silvi Hallo, apa Cin? Cindy Gue suntuk banget nih, bisa keluar gak? Silvi Bisa kok. Cindy Ketemu di tempat biasa ya. Silvi Ok. Sore harinya Cindy keluar bersama Silvi. Mereka pergi ke sebuah mall. Silvi Eh liat baju yang ini deh? Keren gak? Cindy Heemm.. Silvi Ini limited edition. Gue udah beli kemaren, lo gak mau beli juga? Cindy Ih murah banget padahal harganya sangat mahal gue mah bisa beli sepuluh kalo kaya gini! Silvi Kalo yang ini bisa gak lo? Cindy Apalagi ini, gue bisa beli seratus kalo gue mau!. Silvi Kalo gitu ayo cari yang lain aja. Cindy Ayo! Ini bagus gak Sil? Silvi Ih, rendah banget sih style lo? Cindy Kalo yang ini? Silvi Norak ah warnanya, yang lain aja. Cindy Terus yang mana dong? Silvi Ini nih, barangnya mahal tapi berkualitas. Cindy Iya, iya bener. Gue mau beli yang ini! Yang ini juga. menunjuk baju Silvi Ini juga Cin... Cindy Heem, keren banget sih... Gue beli yang ini juga deh. Silvi Ya udah, yuk kita ke kasir! Cindy Iya, duh rempong banget sih! Berapa Mbak? Kasir Totalnya tiga juta seratus dua puluh ribu rupiah Mbak. Cindy Pakai ATM ya. Kasir Iya, silahkan. Terima kasih. Silvi Gue laper Cin, makan yuk.. Cindy Ayo, dimana? Silvi Ada restoran baru, lo harus coba lo harus coba! Cindy Okay okay, lo tau kan tempatnya?. Silvi Pasti dong. Eh lo yang traktir kan? Cindy Iya.. Tenang aja deh! Setelah belanja mereka pergi restoran. Mereka menghabiskan waktunya hingga larut malam. Sesampainya di rumah, tak disangka di depan pintu ada ayahnya. Ayah Cindy Dari mana saja kamu? Cindy Hhh… tidak peduli apa yang Ayah Cindy katakan, ia langsung pergi menuju kamarnya Ayah Cindy Kenapa kamu tidak menjawab Cindy? Cindy Untuk apa ? Gak penting!! berhenti di depan pintu Ayah Cindy Berani kamu sama Ayah?! Cindy Memang lo ayah gue? Ayah Cindy Jaga ucapanmu! sambil menuding Dapat uang dari mana kamu? Cindy Sudah deh ah, gue capek... Tau nggak sih? Ayah Cindy Berapa uang yang sudah kamu habiskan? Cindy Cuma tiga juta kok, sedikit kan? Ayah Cindy Itu uang, bukan daun! Enak saja kamu menghabiskan begitu saja! Cindy Memang selama ini lo gak pernah ngehabisin uang segitu buat beli minuman? Hah? nada keras Ibu Cindy Sudah berhenti! Jangan teriak-teriak, ini sudah malam! Malu didengar tetangga.. Ayo masuk! Bapak harus berkaca! Siapa yang sebenarnya foya-foya selama ini! Ayah Cindy Tutup mulut ibu! Ibu gak punya hak bicara seperti itu. Dasar istri gak becus. sambil mata melotot dan mengayunkan telunjuk di depan mata istrinya Ibu Cindy Sampai kapan Bapak mau seperti ini? Apa Bapak tidak kasihan kepada Cindy? Ayah Cindy Buat apa kasihan sama anak yang gak tahu diuntung kayak itu! Bisanya cuma ngabisin uang saja! Ibu Cindy Cukup pak! Apa Bapak tidak sadar siapa yang selama ini menghabiskan uang? Tiap hari depkolektor datang menagih semua hutang bapak! Terlalu muak mendengar pertengkaran orang tuanya. Cindy mengabaikan mereka. Esok harinya Silvi datang ke rumah Cindy. Tanpa permisi, ia langsung masuk ke dalam rumah dan mencari-cari Cindy. Silvi Cin.. Cin.. Lo dimana sih? Ibu Cindy tiba-tiba keluar kamar dengan ekspresi wajah sedikit kesal Nak, nak.. sebentar, kamu ini siapa? Kesini ada perlu apa? Silvi Oh jadi lo nyokapnya Cindy? Aku Silvi, teman anak kesayangan Ibu, Cindy. Aku cari Cindy, mana dia sekarang? dengan bahasa tubuh dan nada yang tidak sopan Ibu Cindy Oh jadi kamu temannya Cindy. Cindy sedang mandi, sebentar lagi selesai. Duduk dulu. Silvi Oh iya buk, sekalian ya bikinin aku teh tapi jangan terlalu manis, gulanya dikit aja ya buk, terus gelasnya harus bersih!. Ibu Cindy Iya, tunggu sebentar. berjalan sambil mengomel di dalam hati Silvi Aduh Ibu lama banget sih? Panas nih! Kamu bikin teh dimana sih buk? Lelet banget deh ah? Ibu Cindy Iya sebentar. sambil mempercepat pekerjaannya Cindy Aduh lo tuh rame banget sih! Silvi Iya tuh nyokap lo lama banget bikin minuman. Rumah lo panas banget sih Cin gak ada AC apa ya? Cindy Belum, nanti gue pasang deh. Silvi Kita jadi pergi kan? Cindy Lo bawel banget sih! Ya jadilah!! Mereka berencana pergi ke sebuah klub tanpa pamit kepada Ibu Cindy. Ibu Cindy Nak, ini tehnya.. Loh, dimana dia? Cin, Cindy... Dimana kamu nak? Ya Allah ternyata mereka sudah pergi. mencari-cari di seluruh sudut rumah Silvi Cin, lo belum pernah kan kesini? Cindy Tempat apa ini Sil? Silvi Ini namanya klub, ayo kita masuk. Cindy Gue takut... Silvi Kan ada gue, ngapain takut sih? Gue tunjukin semua wahana’ yang ada di sana. sambil menarik tangan Cindy untuk segera masuk ke dalam klub Musik disco menyala dengan sangat kencangnya. Semua orang yang ada di dalamnya begitu menikmati. Silvi Ada masalah apa Cin, kok lo kelihatan murung dari tadi? Cindy Orang tua gue, mereka sering bertengkar. Silvi Emang kenapa mereka? Cindy Rasanya gue gak kenal dengan keluarga gue sekarang. Semenjak di kota semuanya berubah. Silvi Udah lah Cin, kayak gitu mah udah biasa! Udah lah lo lupain semuanya, ayo kita seneng-seneng! Lo belum nyoba ini kan? Cindy Nggak ah, gue gak mau! Silvi Coba dulu Cin, segelas aja.. Gue jamin semua masalah lo bakal hilang ! sambil memegang segelas bir dengan kadar alkohol 40% Cindy Lo yakin? Ini aman gak? Silvi Gue yakin seratus persen! Ini coba aja! Cindy Gue gak bakal mati kan? Silvi Hahaha, kagak lah! Nih lihat gue minum ya? Gak apa-apa kan? Sekarang giliran lo! Cindy Gue cobain ya? sambil memegang botol lalu meminumnya Silvi Gimana? Enak kan? Cindy mengangguk-angguk Mereka menghabiskan malam di klub. Lalu datang seorang laki-laki yang bermaksud menggoda Cindy. Cindy Ih apa sih? Siapa kamu? risih Silvi Hai cogan... Mereka tak sadarkan diri hingga pagi datang. Namun Cindy tiba-tiba terbangun. Cindy Jam berapa ini? Gue dimana ? Apa? Jam sepuluh pagi? Sil bangun! Silvi Uuhhh…Apa sih? Cindy Udah pagi nih! Ayo kita pulang! Silvi Gue masih pusing! Cindy Ayo cepet bangun..... Silvi Apa! Sudah pagi ? kaget Cindy Iya! Mati gue! sambil menarik tangan Silvi lalu masuk ke dalam mobil Silvi Udah! Gue berhenti sini aja! Cindy Yakin lo? Silvi Iya. Bye... Di dalam perjalanan, Cindy memikirkan apa yang telah ia perbuat semalam... Cindy Apa yang udah gue lakuin? Kenapa semua terjadi begitu cepet? teringat masa kecilnya di desa Dulu gue gak kayak gini, hidup gue tenteram, tenang. Sekarang apa? Yang gue rasakan justru sebaliknya, gelisah, bingung, benci, marah, sedih! Semuanya kejelekan! Hidup gue hancur! marah kepada diri sendiri Cindy berjalan menuju rumahnya sambil terhuyung-huyung karena kepalanya sangat berat. Dia mempercepat langkahnya agar dia dapat langsung merebahkan diri di atas tempat tidur. Setelah sampai di depan rumahnya, ia bersembunyi di balik tembok. Ibu Cindy Ini semua salah Bapak! Ayah Cindy Jaga mulut ibu! Ibu aja yang tidak becus menjaga anak! Ibu Cindy Menjaga anak itu kewajiban orang tua. Bukan Ibu saja! Ayah Cindy Tapi aku kerja! Kan kamu yang ada di rumah! Seharusnya kamu yang ngurus! Dasar istri kurang ajar! Ibu Cindy Sekarang aku tanya siapa yang sering mabuk-mabukan sampai pulang larut malam? Ayah Cindy Aku sudah bilang, aku pulang pagi karena lembur kerja! Ibu Cindy Bohong! Bapak harusnya tau diri! Ayah Cindy Seharusnya kamu hormat kepada suami bukan malah menyalah-nyalahkan suami seperti ini! Ibu Cindy Rasa hormatku telah hilang karena Bapak! Ayah Cindy Sudah! Sudah! Aku muak dengan omelanmu tiap hari! Lebih baik kita cerai! Ibu Cindy Baiklah! Aku sudah tidak kuat dengan kelakuan kamu! Ayah Cindy Masih banyak wanita di luar sana yang lebih cantik dari kamu! Mendengar pembicaran itu, ia kaget dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia pergi dari rumah dengan perasaan hancur. Dia berjalan menjauhi rumahnya dengan langkah dan hati yang berat. Cindy Aku benci kalian! Ini semua karena kalian! Gara-gara Bapak! Gak seharusnya kita pindah ke kota kalau akhirnya begini! Aku tidak ingin melihat wajah kalin lagi! Ya Tuhan! Hidupku hancur. Harus bagaimana aku saat ini?Aku tidak sanggup menerima kenyataan ini. Terlalu sakit untuk aku jalani sendiri! Ia mengemudikan mobilnya kemudian pergi ke stasiun. Karena hanya tempat itulah yang ia kenang bersama kelluarganya. Ia berdiri bersama dengan calon penumpang kereta lainnya dan masuk ke gerbong ketiga. Beberapa lama setelah ia tertidur, kereta sampai di tempat pemberhentiaannya dan seluruh penumpang berdesakan agar dapat segera turun dari kereta. Penumpang Bruuk. Maaf Mbak! Saya gak sengaja! Cindy Hah? Iya iya gak apa-apa. terbangun Informan Di sini stasiun Surabaya Pasar Turi. Bagi penumpang yang bertujuan Surabaya, periksalah barang barang bawaan anda. Terima kasih Seorang anak perempuan tampak bingung. Sementara tukang semir masih saja di situ sambil menghitung uangnya. Anak perempuan itu duduk di bangku yang sudah tersedia! Setelah agak lama…. Mirna Hai kenapa diam saja? Stasiun sedang sepi kereta api pun sudah tidur besok pagi berangkat lagi Cindy terdiam Mirna Pulanglah! Sudah tidak ada teman lagi. Cindy Hah? Mirna sambil mendekat Namamu siapa? Asalmu dari mana? Namaku Mirna penyemir sepatu. Namamu siapa? Sindi masih diam dengan heran Mirna Jika kamu diam saja itu tandanya kamu merasa enggan berteman denganku. Kalau begitu aku minta maaf telah mengganggumu. Aku pergi dulu. Cindy Mirna ?? Mirna Mirna menghentikan langkahnya, menoleh menatap Cindy dengan rasa iba Cindy Namaku Cindy aku dari Semarang. Mirna kembali duduk di samping Cindy Lalu kau akan kemana? Cindy Aku baru tau kalau ini Stasiun Surabaya dan aku sekarang tidak tau kemana aku harus pergi, aku bingung. Mirna Jadi kamu minggat? Kita harus lapor polisi agar kamu bisa kembali ke rumah. Cindy Jangan! Aku tidak minggat, tapi… Mirna Tapi apa ? Kalau kamu mau ceritalah! Cindy berpikir lama sekali Aku tidak lagi nyaman di rumah. Mirna Lalu pergi dari rumah? Cindy Ya, waktu di stasiun terbawa oleh kereta api tadi. Mirna Itu namanya minggat, Cindy! Cindy Tidak, aku kan tidak sengaja pergi. Mirna Kalau begitu ayo kuantar pulang. Cindy Tidak, toh orang tuaku tidak peduli padaku! Aku tidak mau kembali ke rumah! Mirna Bagaimana kalau kamu sekarang ikut aku saja. Cindy Kemana? Mirna Ke asramaku. Sesampai di asrama ia bertemu dengan teman-teman Mirna yang sudah tinggal bertahu-tahun. Mirna Bagaimana keadaan asramaku? Lumayan kan? Cindy Iya tidak terlalu buruk. Mirna Lumayan kalau hanya buat tidur. Cindy Hm… Aku boleh nggk tinggal di sini? Mirna Entahlah... Semoga Ibu asrama mau menerimamu. Cindy Siapa dia? Mirna Dia yang menjaga, memasak, dan mengurus asrama ini. Aku menganggapnya seperti ibuku sendiri. Cindy Memang ke mana ibumu? Mirna Aku tidak tahu di mana dia. Entah kenapa aku bisa sampai di tempat ini. Cindy Maaf, aku tidak tahu. Mirna Tidak apa-apa. tersenyum kecil Salah seorang teman Mirna datang ketika Cindy berada di dalam kamar mandi. Leha Siapa dia ? Mirna Cindy, dia tersesat. Leha Kamu ketemu dia dimana? Mirna Di stasiun tempat biasa aku bekerja. Leha Dia dari mana? Mirna Semarang. Leha Kok dia bisa sampai disni? Kan jauh sekali Semarang ke Surabaya? Mirna Entahlah. Aku tidak tahu. Leha Kok orang tuanya tidak mencarinya sih? Mirna Dimlah! Jangan bertanya terus! Aku capek Leha Oh, begitu…. Iya. Ibu asrama datang dan melihat Cindy dengan ekspresi keheranan karena jarang ada orang asing masuk ke dalam asrama ini. Ibu asrama Mirna siapa dia ? Kok kamu ngajak temenmu ke sini gak bilang ibu? Mirna Maaf Bu, saya merasa kasihan dengan dia. Dia terlantar di stasiun. Izinkan dia tinggal disini ya Bu? Ibu asrama Hidup ini gak ada yang gratis. Dia boleh tinggal di sini, tapi dengan 1 syarat. Cindy Apa itu Bu? Ibu asrama Kamu harus bekerja. Mirna Bagaimana Cin? Kamu setuju? Cindy Iya sudah gak apa-apa. Ibu asrama Baiklah. Mulai besok kamu bekerja seperti Mirna, menyemir sepatu di Halte. Cindy Iya Bu, terima kasih. Mirna Salat yuk? Cindy Apa? Salat? Mirna Iya, ini kan waktunya salat Magrib. Cindy Sudah lama aku tidak salat. berkata pelan Mirna Apa? Aku tidak dengar. Cindy Oh, tidak apa-apa. Mirna Ya sudah ayo, nanti keburu habis waktunya. Cindy Iya terpaksa Di dalam surau, terlihat Leha dan Jessica yang telah duduk di barisan paling belakang. Jessica Iiih siapa itu?Anak baru? berbisik kepada Leha Leha Dia temannya Mirna. Dia datang dari semarang. Mirna Assalamu’alaikum, kenalin ini teman baru kita namanya Cindy. Leha Hai Cindy, kenalin namaku Leha. Cindy Aku Cindy. Leha Hei Jessica, ayo kenalkan namamu. Jessica Apa sih? Males banget kenalan sama orang baru! Sok cantik lagi. Bisa-bisa aku tersaingi. Leha Huus! Kamu gak boleh bicara seperti itu. Mirna Ini Jessica Cin. Cindy Aku Cindy, Jessica. Jessica Sembarangan aja, panggil aku Kak Jessica! Enak saja! Mirna Apa sih kamu Jes, minta dipanggil kakak segala. Udah Cin, jangan dengar perkataan dia. Dia agak sinting! tertawa pelan Jessica Oh dasar Mirna jelek! Mirna Kamu tuh! Dasar belagu! Leha Eh, udah udah! Di dalam surau kok malah bertengkar sih. Nanti berantemnya di luar aja. Cindy Betapa tenangnya hatiku saat dibacakan nama-nama-Mu Yang Agung. Tak ku sangka bisa merasakan teduhnya hidup setelah sekian lama. Maafkan dosaku Ya Allah... Setelah salat mereka membersihkan surau. Ketika Cindy menyapu lantai Jessica mulai melakukan aksi konyolnya. Jessica Brukk... Upps, maaf aku gak sengaja. Yaa, airnya tumpah deh. tersenyum sinis Cindy Iya tidak apa apa. Kita bersihkan bareng aja ya? Jessica Enak aja, aku disini senior sedangkan kamu masih junior. Seharusnya kamu dong yang bersihkan! Ini serbet, kamu bereskan sendiri yaa. Aku mau kembali ke asrama. Aku capek seharian cari duit. Oh ya, sekalian juga kamu selesaikan pekerjaanku ya. Cindy Baiklah. menangis Mirna Kamu kenapa menagis? Loh bukannya ngepel itu tugas Jessica ? Ke mana dia? Cindy Tidak apa apa. Jessica kembali ke asrama, katanya dia mau istirahat. Mirna Kamu disini baru, lebih baik sekarang kamu kembali ke asrama. Biar aku sama Leha yang beresin ini semua. Lagian kamu habis perjalanan jauh juga kan. Tentunya butuh istirahat. Cindy Makasih yaa Mirna, Leha. kembali ke asrama Leha Iya sama-sama Cin. Lagian aku udah biasa kok. Cindy Maaf ya, aku merepotkan kalian semua. Mirna Sudahlah, tidak apa-apa kok. Jessica berbaring di salah satu kamar asrama, kemudian ibu asrama mengunjungi kamar itu. Tok tok tok.. Jessica Iya masuk aja siapa?? Ibu asrama Ini ibu!! Jessica Oh baik buu. terburu-buru membuka pintu Ibu asrama Ranjang kamu kan yang paling besar di sini. Kamu juga sendiri tidurnya. Jadi ibu putuskan Cindy mulai nanti malam tidur sama kamu. Jessica Tapi bu?? Ibu asrama Gak usah tapi-tapian. Turuti saja! Jessica Masak saya harus tidur sama anak baru itu. Ibu asrama Memang kenapa? Apa ada masalah? Jessica Oh tidak, bagaimana kalau anak itu sama Mirna saja. Sepertinya Mirna lebih menerima kedatangan anak itu. Ibu asrama Panggil dia Cindy! Jessica Iya maksud saya Cindy yang gak asik itu. Ibu asrama Kamu sama Cindy itu senasib. Bahkan bisa saja nasib Cindy lebih baik dari kamu. Kamu gak boleh sombong, terima kedatangan dia dengan baik. Jessica Iya Bu iya, saya mau tidur sama Cindy yang cantik itu. Tapi ada satu syarat? Ibu asrama Syarat? Untuk apa syarat? Disini kamu bukan siapa-siapa kamu sama saja seperti mereka. Ibu yang berhak menentukan semuanya! Jessica Iyaa bu. Saya minta maaf kalau saya salah. Ibu asrama Bagus kalau begitu. Ya sudah Ibu tinggal dulu. Ibu mau menyiapkan makan malam. Jessica Iya Bu. Cindy tiba di asrama dan masuk ke ruang depan yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya anak asrama. Ibu asrama Cindy? Apa ada kamu di sana? berteriak Cindy Saya disini bu. Ibu asrama Mulai nanti malam kamu bisa tinggal disini dan kamu bisa tidur dengan Jessica, Ibu sudah bicara dengan dia. Cindy Baik bu. Cindy menerima tawaran ibu asrama dengan pasrah Ibu asrama Jessica.. Sini! Jessica Iyaa bu? Ada apa? Ibu asrama Ini Cindy sudah datang ajak dia ke kamar! Jessica Baik bu.. Ayo Cin kita ke kamarku, eh maksudnya kamar kita. Cindy Iya Jes. Jessica dan Cindy berjalan menuju kamar. Cindy diam saja, ia tidak berani bercakap apa pun dengan Jessica setelah apa yang Jessica lakukan padanya. Jessica Kenapa kau diam saja? Cindy Tidak apa-apa. Jessica Ibu asrama memintaku agar kamu tidur seranjang. Sebenarnya sih oogah banget aku tidur sama kamu. Cindy mengangguk Jessica Kenapa diam? Kamu gak asyik banget sih. Cindy Tidak apa-apa. Jessica Kenapa? Takut? Mau jadi pengecut? Jangan brani rani kamu ngadu ke ibu asrama ya. Hilangkan wajah sedimu itu. Tetap di kamar. Akhirnya makan malam pun tiba. Ibu asrama Anak-anak ....... Makan malam sudah siap. Anak Asrama Iya bu. Ibu asrama Ayo nak cepat. Hari ini Ibu menyiapkan makanan enak untuk kalian. Ibuk asrama cindy mana?? Mirna kurang tau bu. Ibu asrama Jess? Bukannya terakhir cindy bersamamu? Mana dia seharusnya kamu ajak dia makan malam. Jessica aku tadi ke kamar mandi bu. Trus langsung kekamar dulu. Mungkin dia tidur atau memang sengaja gak mau makan bareng kita. Ibu asrama sudah jangan zuudhon. Sana cepet ke kamar. Ajak dia makan. Jessica saja bu? Ibu asrama iyalah siapa lagi! Jessica baik bu. Ibuk asrama ayaok yang lain dimuali makannya. Jessikake kamar…………… Jessica eh cin?? Kamu gak denger ya ibu asrama panggil kita semua buat makan malam? Cindy denger kok. Jessica terus kenapa kamu masih dikamar? Aku kan jadinya yang kenak, aku harus kembali kekamar,! Seharusnya aku sudah makan bareng mereka. Cindy Loh katamu tadi aku harus tetep kamar. Ya udah aku gak keluar jes. Jessica Kamu itu gak cerdas banget seh. Kalok ibu asrama yang panggil kamu kamu harus ke luar. Cindy tapii kan.. Jessica tapi apa masih mau nyolot? Udah gak usah banyak omong! Ayok keluar. Aku lapper!! Cindy iya jess, maaf! ……. Ibuk asrama kenapa kamu baru kesini. Tadi gak denger ibuk panggil ya? Tidur? Cindy tidak bu. Saya denger, tapii.. Jessica eee.. tadi dia masih beresin bsrsngnya bu. Dia kan tadi langsung ke musolla. Cindy ee iya bu. Ibu asrama iya sudah cindy makan ya, lauknya seadanya. Cindy baik bu. … Jessica aku kemar dulu. Jessica kemabali ke kamar. ……… Jessica kira kira apa ya yang harus aku lakuin? Biar dia gak betah tidur sama aku? Ahaa, kecoak!! Jessica mulai melakukan aksi usilnya, mencari kecoak, kemudian kecoak itu ia taruh di balik selimutnya.. Kemudian Jessica bergegas berbaring dengan tujuan ia bebas dari tuduhan. Di meja makan Mirna cin.. kalok makannya udah kamu langsunng ke kamar aja istirahat, biar aku yang cuciin piring kamu. Cindy biar aku saja mir, Mirna untuk mala mini biar aku saja. Besok dan seterusnya kamu. Cindy iya mirr. Maksih banyak ya, aku juga capek ini abis perjalanan jauh. Cindy bergegas menuju kamar yang sudah ibu asrama tentukan. Cindy Wah ternyata Jessica sudah tidur. Mungkin dia capek banget seharian kerja. cindy nyelimutin jes Kemudian ia berbaring di sebelah Jessica. Tak lama kemudian cindy merasa aneh. “sepertinya ada sesuatu dibalik selimutku” pikirnya dalam hati. Ahhhhhhhhh, kecoaaaaakkkk.. terian cindy. Jessica dan terbangun, Jessica Ada apa cin?? Kamu ini bikin orang terbangun saja. Kamu gak tau apa akuk capek banget. Cindy maaf jess, ada kecoan di balik selimutku. Jessica Mana?? Kamu mimpi ya? Atau memang sengaja? Teriak di sebelah telingaku? Ibuk asrama datang Ibuk asrama ada apa ini malem malem teriak teriak!! anak asrama yang lain masuk ke kamar jg Jessica ini bu cindy teriak di sebelah telingaku. Mungkin dia sengaja biar aku bangun. Mungkin dia mau balas dendam aku tadi asrama gak sengaja nyenggol ember pas dia ngepel. Cindy tidak bu. Tadi asa kecoak di selimut saya. Jessica manaa?? Gak ada gitu! Ibuk asrama sudah sudah! Kembali ke kamar semuanya! Sudah malam ini. Keesokan harinya semua anak pergi bekerja. Leha Koran...... Koran.... Jessica Leha, koran kamu sudah laku berapa? Leha Ini baru laku 10 Jes. Kamu udah dapat uang berapa? Jessica Daganganku masih belum laku nih Ha. Baru dapet uang sedikit. Leha Ya sudah ayo kita kerja lagi biar dapat uang banyak. Jessica Okay. Eh Cindy mana? Leha Itu di halte. Dia cepat menyesuaikan diri, tuh lihat dia sudah punya pelanggan. Setelah dua bulan berlalu, Leha kembali menjual koran dan mendekati posisi Cindy berharap akan mendapat pelanggan seperti Cindy. Leha Koran… Koran… Koran Koran... Koran Bu, koran Pak, berita terbaru. Suami bunuh istri. Kematiannya tragis. Cindy Di mana kejadiannya Ha? Leha Aku sih gak pernah baca-baca isinya selama ini Cin. Tinggal lihat judulnya aja terus aku tawarin deh ke orang-orang. Cindy Hahaha, kamu lucu ya Ha! Penjual koran kok gak tau berita yang sedang terjadi. Leha Males banget buat baca Cin. Cindy Sini coba aku lihat! Apa? menjatuhkan koran yang ia pinjam lalu menangis. Leha Kenapa Cin? Cindy Berita yang di dalam koran itu orang tuaku. menangis terisak-isak Leha Benarkah? Cindy mengangguk sambil menangis lalu pergi Leha Mau ke mana Cin? Cindy Ke asrama.. Aku harus pulang. Leha Pekerjaanmu kan belum selesai. Cindy tak menghiraukan perkataan Leha. Kemudian ia sampai di asrama dan mengepak barang bawaannya. Ibu asrama Ada apa Cin? Mau ke mana? Kok bawa tas segala? Cindy Maaf bu, saya harus pulang! sambil membereskan barang-barangnya Ibu Asrama Kamu mau pergi? Cindy Iya! bergegas peergi Ibu Asrama Kenapa kamu menangis, Nak? Cindy Maaf Bu, saya harus pulang menjenguk Ibu saya. Ibu Asrama Ia sakit? Cindy Tidak! Saya pamit, Bu. Terima kasih telah menerima kehadiran saya di sini. Ibu asrama Ya sudah hati-hati. Kami semua merindukanmu dan senang ada kamu di sini. Cindy Assalamu’alaikum Ibu Asrama Wa’alaikum salam Cindy menaiki kereta api dengan wajah yang lesuh dan penuh dengan perasaan bersalah. Ia ingat segala perlakuannya kepada ibunya. Sesampainya di rumah ia melihat bendera kematian. Cindy Ibu, jangan tinggalkan Cindy. Maafkan Cindy, Bu, maaf. Cindy salah. Cindy sadar, Cindy gak pernah pedulikan ibu. menangis Silvi Cindy... Sabarkan hatimu ya. Ibumu menitipkan ini padaku. Cindy Ibu................. histeris setelah membaca surat Sil, antarkan aku ke makam ibuku. Silvi Ayo... Cindy Ibu... banyak kesalahan yang udah Cindy perbuat. Cindy gak mendengarkan perkataan Ibu. Cindy anak durhaka! Cindy gak peduli sama Ibu! Cindy bodoh! Cindy menyesal... Jangan tinggalkan Cindy sendiri, Bu... menangis tersedu-sedu sambil memegang batu nisan. Silvi Semua ini takdir Allah, kamu harus terima dengan hati yang ikhlas. Ibumu memikirkanmu selama ini. Dia khawatir dengan keadaanmu. Dia sayang sekali kepadamu Cin. Cindy Ya Allah.... Ampuni dosa ibuku, lapangkanlah kuburnya. Aku sayang dia Ya Allah, sayangilah ia seperti ia menyayangiku dari kecil. menengadahkan tangan Kenapa ibu sampai dibunuh ayah, Sil ? terbata-bata Silvi Saat ibumu pulang ke rumah, ayahmu datang bersama seorang gadis. Mereka bermesraan di rumah. Ayah dan ibumu bertengkar hebat. Ibumu mencari keberadaanmu selama ini sedangkan ayahmu tak pernah peduli. Mungkin karena kesadaran ayahmu telah hilang, ia menusuk ibumu dengan pisau. Sabar ya Cin. Anggap ini cobaan dari Allah SWT. Aku juga minta maaf jika selama ini tidak menjadi teman yang baik untukmu. Karena aku, kamu jadi begini. Cindy terdiam sambil menangis sekencang-kencangnya mengenang ibunya. Ia merenungi segala perbuatannya hingga ia menyesal dan ia ingin berbuat baik untuk menebus segala kesalahannya. Kemudian Cindy kembali ke rumah dan melihat ayahnya sedang duduk sambil tertawa sendiri. Ayah Cindy menjadi tidak waras akibat perbuatan yang ia lakukan semenjak Cindy dan Ibunya pergi. Cindy pun menangisi keadaan ayahnya dan berjanji akan menjaga ayahnya walau ayahnya tidak lagi sehat seperti sebelumnya. SELESAI Yups, itulah karya kami... Thanks yaa udah baca, semoga bermanfaat!! No! Jangan disalahgunakan yaa guys
Contoh Teks Naskah Drama 4 Orang Wanita Tentang Persahabatan Judul Kepedulian Seorang Sahabat Tema Sosial & Persahabatan Alur Pendek Pemeran 4 orang Penokohan Dina Patuh pada perintah orangtua Winda Sosok sahabat yang baik Astrid Sosok sahabat yang peduli terhadap teman Hesti Adik Astrid Sinopsis Drama Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya kerumah tantenya. Ditengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel disekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai disebuah bengkel. Dialog Drama Dina Win, besok pagi kan libur sekolah.. kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku? Winda Besok? aku belum tahu ya.. emangnya kamu ada perlu apa kerumah tante kamu? Dina Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku. Winda Emangnya barang apa? Dina Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak? Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina. Winda Ya sudah deh, besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? aku kerumah kamu atau kamu yang kerumahku? Dina Terserah kamu deh, jam 8 atau jam 9 gitu.. kalau kamu mau mending kamu aja yang kerumah aku. Winda Ya sudah, besok jam aku kerumah kamu, terus kita langsung kerumah tante kamu. Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas ditengah-tengah jalan moto yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat penambalan ban disekitar situ. Dhussss… bunyi ban motor Dina Dina Aduh.. gimana nih, bannya bocor? kayaknya pecah nih ban! Winda Gimana ya.. nggak ada bengkel tambal ban lagi disini. Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingag ke bengkel tedekat kepada Dina. Sopir mobil box Kenapa non? bannya bocor ya? Dina Iya. bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak? Sopir mobil box bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya? Dina Kok mahal amat, bang? 50 ribu ya? Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka. Sopir mobil box Murah amat non.. ya sudah kalau nggak mau. Setelah mendorong moto selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti. Astrid Stop.. stop, hes… Hesti Kenapa kak? ada apa? Astrid Itu kayknya Winda deh.. Win… Win… Winda Eh itu Astrid.. Astrid Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali.. kamu mau kemana nih? Winda Nih aku mau nganterin Dina kerumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh.. aku udah capek banget dorong motor dari tadi. Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena disekitar itu memang cukup sepi. Astrid Aduh.. gimana ya.. ok, gini aja.. kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong moto kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang. Winda Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini.. Astrid Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu.. Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba diasalah satu bengkel tambal ban. Pesan sosial dari drama diatas adalah tentang kepedulian seorang sahabat. Jika ada sahabat kita yang sedang dalam masalah atau kesulitan, maka kita harus menolongnya. Contoh Naskah Drama singkat 4 orang Tentang Kejujuran JUDUL KEJUJURAN PEMAIN Guru, Rara, Reni, Rina Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilakukan ulangan mendadak serta mengumpulkan tugas. Guru Anak – anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin. kemudian satu persatu siswa naik mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing Guru Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Bapak akan mengadakan ulangan. Reni Hah, ulangan apa lagi pak? baru saja 2 hari yang lalu diadakan ulangan Guru Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa. Rara baik paK sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini Guru pada ulangan kali ini, bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat. kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. pak guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara dimana isinya sama persis dengan karya tulis milik Rina. Setelah 20 menit berlalu, kemudian kertas ulangan dikumpulKAN. Guru baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap disini, bapak mau bicara. semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina Guru bapak minta kalian berdua jujur kepada bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan titik dan komanya juga. Rara saya mengerjakan karya tulis itu sendiri pak Rina saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri Guru Lalu, Mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis kalian? lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai bercara Guru kalau begitu, bapak anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi. Rina maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka bapak akan memaafkan saya? Guru tentu. Rina saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya Guru baiklah, alasan bisa bapak terima. trus kamu Rara? Rara saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan kelihatannya dia mencari sumber dari internet. Guru kalau begitu tolong panggilkan Reni Rara baik pa Rara pun keluar memanggil Reni Reni bapak memanggil saya ? Guru iya, bapak ingin bertanya, apa benar murid 1 minta tolong pada kamu untuk mengerjakan tugasnya ??? Reni iya pak, maafkan saya pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet Guru Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari. Rara dan Rina baik pak Contoh Naskah Drama 4 Orang Singkat tentang persahabatan di sekolah Naskah Drama 4 Orang Tema Persahabatan / Friendship Karakter Cerie, Coki, Cinderella, Canera Sebuah kisah yang terjadi disebuah sekolahan yang sangat terkenal bernama Growpee High School. Disana tedapat sebuah persahabatan yang bernama The Friend, beranggotakan tiga pelajar populer yang bernama Coki, Cerie, dan Canera. Pada suatu ketika seorang anak bernama Cinderella yang dari dulu ingin gabung ke dalam anggota The Friend akhirnya memberanikan diri untuk bertanya agar bisa masuk anggota The Friend. Cinderella “Hey The Sobat !” Tapi mereka asyik sendiri sampai tidak menghiraukan Cinderella. Cinderella “Hey!! Pada ngebincangin apa’an sih?” Coki “Eh, siapa sih ni anak? Kepo banget deh!” Canera “Ya nih, sok kenal banget!” Cerie “Udah deh, dia kan cuma nanya.” Cinderella “Jika ga mau jawab juga gapapa kok. Saya cuma ingin nanya boleh ga sih saya gabung ke The Friend?” The Friend “WHAATTTT??!!!!!” Coki “Gue ga salah denger nih?” Canera “Ngaca dong! Lo ga punya cermin ya di rumah? Ih kasian banget deh!” Cerie “Maaf ya, kita ga ngadain open audition.” Akhirnya Cinderella pergi meninggalkan The Friend dengan hati yang amat sangat terluka. Dia pergi menyendiri dengan keinginan balas dendam. Cinderella “Liat aja nanti. Gue pasti bakal ngehancurin The Friend!” Keesokan harinya, Cinderella datang pagi sekali, di dalam kelas dia hanya bertemu Cerie. Dan kemudian dia mulai menjalankan rencana jahatnya. Cinderella “Hey Cerie. Maaf ya kemarin saya ga bermasud bikin kalian marah.” Cerie “Ya gapapa kok. Kemarin kita juga yang kelewatan.” Cinderella “Cerie, kamu kemarin pulang sendiri?” Cerie “Ya, emang kenapa?” Cinderella “Kemarin saya lihat cowokmu pulang bareng Canera.” Cerie “APA???!! Lo ga salah lihat Cinderella?” Cinderella “Saya pertamanya sih juga ga percaya. Tapi saya lihat-lihat emang bener.” Cerie langsung meninggalkan kelas dengan kesal. Cinderella “Game on!” Cinderella tersenyum licik dan mengikuti Cerie dari belakang. Lalu Cerie bertemu dengan Canera. Canera “Hei Cerie!” Cerie “Maksud lo tu apa? Lo mau nusuk gue dari belakang? Dasar pengkhianat!!” Canera “Lo ngebincangin apa’an sih? Tiba-tiba marah-marah ga jelas.” Cerie “Ternyata lo deketin gue biar bisa ngerebut cowok gue gitu?” Canera “Ha? Gua ga ada niat sedikit pun untuk ngerebut cowok lo. Kaya ga ada cowok yang lain aja.” Cerie “Alah, ga usah alasan deh! Gue bener-bener ga nyangka!” Kemudian Cerie pergi meninggalkan Canera dengan tatapan sinis. Di belakang, Cinderella melihat kejadian itu dan tersenyum licik. Cinderella “Yess!! Rencana gue berhasil!” Sepulang sekolah, Canera pergi ke rumah Coki. Coki “Hey Canera, sendirian aja? Tumben banget Cerie ga ikut?” Canera “Dia lagi ngambek tuh.” Coki “Ngambek kenapa?” Canera “Tau deh, tiba-tiba dia marah-marah sambil fitnah gue ngerebut cowoknya.” Coki “Kok bisa? Emang dia tau dari siapa?” Canera “Tau ah, males ngebincangin dia.” Keesokan harinya, Coki dan Canera bertemu Cerie di kelas. Canera “ Hei Cerie, kenapa sih kemarin lo marah-marah ga jelas?” Tetapi Cerie, tidak menghiraukan Canera dan langsung keluar dari kelas. Coki menyusul Cerie dan menghentikan dia. Coki “Cerie, tunggu! Lo kenapa sih? Kok tiba-tiba ngambek gitu?” Cerie “Lo tau ga sih? Si Canera tu ternyata bermuka dua! Ati-ati aja deh sama dia, dia ngedeketin kita, Cuma buat manfa’atin kita doing.” Coki “Emang Canera kenapa? Perasaan kemarin lusa biasa aja, kenapa tiba-tiba dari kemarin lo jadi kaya gini?” Cerie “Masa sih, kemarin dia pulang bareng cowok gue coba. Ga punya perasaan banget deh tu anak.” Coki “Ha? Lo kata siapa?” Cerie “Cinderella yang kasih tau gue, katanya kemarin dia lihat langsung.” Coki “Terus lo percaya gitu aja? Asal lo tau aja ya, kemarin tu gue ga dijemput, jadinya pulang bareng Canera.” Cerie “Apa? Tapi Cinderella bilang…” Coki “Jadi, lo lebih percaya Cinderella yang tiba-tiba muncul dan ingin masuk geng kita daripada sama sahabat lo sendiri yang udah dekat dari dulu?” Cerie “Jadi, Cinderella udah bo’ongin gue gitu?” Coki “Nah, tu tau.” Cerie “Sialan, udah dibaik-baikin malah ngelunjak tu anak.” Kemudian, Cerie dan Coki pergi ke kelas menemui Cinderella. Cerie “Cinderella!! Maksud lo tu apa fitnah Canera kaya gitu?” Cinderella “Fitnah apa’an sih? Kamu ngebincangin apa?” Cerie “Alah, ga usah ngeles deh!” Canera “Ada apa’an sih? Kok ribut?” Sambil menghampiri Cerie, Coki dan Cinderella. Coki “Canera, lo tau ga? Sebenernya, yang ngefitnah lo tu ternyata si Cinderella.” Canera “Apa? Gue punya salah apa sih sama elo Cinderella? Lo sakit hati gara-gara gue marahin waktu itu?” Cinderella hanya terdiam, mukanya terlihat jengkel tetapi tidak mau mengatakannya. Coki “Lo beneran marah Cinderella? Maaf banget deh, kita ga bermaksud nyakitin hati lo.” Cerie “Jika lo marah bilang dong. Ga usah pake acara ngefitnah orang segala.” Canera “Cerie udah, dia kaya gitu kan karena kita juga yang salah.” Cinderella “Maaf ya, saya cuma iri liat kalian yang selalu bareng, sedangkan saya ga punya temen.” Coki “Cinderella, harusnya lo bilang dong yang sebenernya, mungkin kita bisa ngerti.” Cinderella “Kalian ga salah kok. Saya nya aja yang kelewatan. Ga seharusnya saya bikin kalian berantem.” Cerie “Makanya, jika mau berbuat sesuatu tu dipikir dulu! Sekarang lo minta ma’af sama Canera!” Cinderella “Canera, ma’afin saya ya? Saya…” Canera “Ya Cinderella, saya ma’afin. Asal jangan diulangi aja.” Cinderella “Coki, Cerie, ma’afin saya juga ya? Saya emang salah.” Cerie “Bagus deh jika lo nyadar.” Coki “Cerie, udah dong. Dia kan udah minta ma’af. Malahan harusnya kita minta ma’af juga ke dia.” Cerie “Ih, ngapain? Orang dia yang salah kok.” Canera “Gimana pun juga, kita juga udah kelewatan memperlsayakan dia kayak gitu.” Cerie “Ya deh, ma’afin kita ya Cinderella?” Cinderella “Ya, ma’afin saya juga ya?” Coki “Lo masih mau kan gabung sama The Friend?” Cinderella “Gausah deh, entar jika ada saya, kalian malah berantem terus.” Canera “Gak lah, asalkan kamu mau jujur sama kita, kita juga bakal jujur sama kamu.” Cerie “So?” Cinderella “Ya deh, saya mau. Thanks ya guys. Kalian baik banget sama saya.” Coki “Ya! The Friend Forever!!” Contoh Naskah Drama 4 Orang Remaja Perempuan Judul Penampilan Tidak Bisa Membeli Cinta Tema Remaja Jumlah Pemeran 4 orang Penokohan 1 Norah perempuan stylish 2 Andin perempuan sederhana 3 Linda perempuan stylish 4 Robi Lelaki penuh ketulusan Norah Penampilan kamu kok payah banget sih? Andin Payah menurut kamu? kayaknya biasa-biasa aja deh. Linda Iya Ndin, penampilan kamu emang terlihat payah banget kok. Andin La terus aku harus tampil gimana menurut kalian? Norah Ya.. setidaknya baju yang kamu pakai jangan begituan dong! malu-maluin tahu nggak?! Andin Kalian ini pada serius ya? ato jangan-jangan cuman mau ngisengin gue? sepertinya penampilanku simple dan nggak bermasalah kaya yang kalian bilang. Linda Kamu salah Ndin.. kamu tu kan masih muda, masa pilih baju cocoknya untuk ibu-ibu gitu? ntar cowok kamu malah jadi ogah lagi sama kamu. Norah Betul itu! cowok kan juga perhatian sama fashion ceweknya. Kalau gaya berdandan kamu kaya gitu jangan nyesel ya nanti kalau Robi negjauhin kamu. Andin Ya.. kalian ini ada-ada aja deh! ngasih masukan sih ngasih masukan, tapi jangan ampe segitunya dong.. masa ampe harus kehilangan cowok gue lagi. Linda La emang bener Ndin.. kami ni kan cuman pengen kamu tu terlihat cantik dan bisa bikin cowok kamu ngerasa pede pas jalan sama kamu. Nah, kalau fashion kamu kayak gini bahaya dong… Norah Bener tu apa yang Linda bilang. Linda pun dibuat terdian oleh kedua teman dekanya itu. Linda bengong dalam beberapa detik, kemudian dia mereaksi pernyataan kedua temannya itu. Andin Kalau gitu gue harus bagaimana nih? gimana gue harus memperbaiki gaya berdandan gue? Tiba-tiba Robi datang dan menghampiri mereka bertiga. Robi sendirian dan penampilan kekasih Andin memukau Linda dan Norah. Robi Eh.. ladies lagi pada ngapain kok kayaknya serius banget ngobrolnya? Linda Nggak ada kok… ya biasa ngerumpi sesama cewek. Kamu abis darimana Bi? Robi Tadi abis nganterin temen gue, terus lihat kalain disini ya sekalian aja gue gabung. Nggak papa kan cowok sendirian? Norah Ya nggak papa dong! Btw, mau gabung ngerumpi sama kami atau mau ngerumpi sama Andin nih? Saut Norah dengan mimik bercanda kepada Robi yang sangat khas dengan senyum manisnya itu. Andin pun tanpa segan memeritahu isi obrolan mereka kepada Robi. Andin Bi, aku mau nanya sama kamu. Jawab dengan jujur ya? Robi Mau nanya apa sepertinya serius amat? emang selama ini aku penah bohong sama kamu? mau nanya apa? Andin Penampilanku payah banget ya? Mendengar Andin mengajukan pertanyaan itu kepada Robi, Linda pun sangat terkejut dan kemudian coba mengalihkan perhatian Robi. Linda Apaan sih kamu Andin? jangan dengarkan dia Bi, si Andin nih kadang-kadang ngomongnya memang sering ngelantur. Andin Kok nggak dijawab Bi? Linda Apaan sih mau Ndin? Robi Begini, selama ini gue selalu jujur sama kamu Ndin. Kalu kamu tanya apakah penampilanku payah, jawabannya penampilan kamu emang nggak sebagus Linda dan Norah. Tapi, aku nggak pernah menjadikan itu sebagai masalah, karena siapapun kamu, bagaimanapun kamu aku tetap suka kamu. Andin, Linda dan Norah terdiam sejenak mendengarkan penjelasan dari Robi yang ternyata selama ini juga menyadari bahwa penampilan Andin memang dinilainya bermasalah, namun ternyata Robi tetap sepenuhnya mencintai Andin. Andin pun mengucapkan sebuah kata kepada kekasihnya itu Andin Bi, aku sayang banget sama kamu. Tapi, kamu juga berhak untuk melihat aku seperti yang kamu mau selagi itu bisa aku lakuin. Kalau kamu kurang suka dengan penampilan aku, kamu bisa menasehati aku supaya aku bisa berpenampilan lebih baik lagi. Robi Ya, lain kali aku akan ngomong. Dan tadi aku juga sudah bilang ke kamu bahwa penampilan kamu dimata orang lain dan juga dimata aku tidak menjadi tolak ukur seberapa besar aku sayang sama kamu. Suasana pun terus diselimuti kedamaian, cinta, dan kebahagiaan. Kedua teman Andin, yaitu Linda dan Norah hanya dapat tercengang mendengarkan Andin dan Robi saling berkata sebuah kejujuran dan tulusnya cinta mereka. Judul Nasehat Dari Sahabat Tema Sosial persahabatan Jumlah pemeran 4 orang Karakter Ani Baik suka menasehati Nani Baik suka dengan kebaikan Jordi Jahat suka menjahili orang Dendi Baik suka menegur temannya ketika salah Alur Drama Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi sedang berkumpul. Tidak lama kemudian si Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol didepan halaman rumahnya. Naskah Dialog Drama Ani Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak manggil aku lagi?! Nani Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara kamu hari ini, An? Ani Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu? Nani Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu padat acara. Ani Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja. Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang biasanya lewat didepan rumah Ani. Jordi Eh teman-teman, aku ada ide nih! Dendi Ide apaan tu? Jordi Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian? Dendi Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang! Ani Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen ngejahilin orang terus! Jordi Biarin.. kan itu emang hobiku. Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak. Nani Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi. Ani Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin. Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak mengedahkan nasehat teman-temannya. Jordi Ah,,, masa bodoh kalian! Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha menyadarkan Jordi. Dendi Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa? Ani Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati ini malah rasa hiba. Jordi Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba? Ani Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk membantu ayahnya dagangan di pasar. Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut, keinginan Jordi untuk menjahili Lela pun pupus. Jordi Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau ngerjain Lela lagi. Nani Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa. Ani Bener itu! Jordi Ah.. kalian dikit-dikit dosa! Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya masih saja tidak berubah. Jordi sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan. Contoh Naskah Drama 4 Orang Komedi Lucu Panjang Drama Komedi Satu Babak Karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero Terjemahan Drs. Sapardi Joko Damono © 2006 P a g i B e n i n g Drama Komedi Satu Babak dari tanah Spanyol Karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero Terjemahan Drs. Sapardi Joko Damono T e m p a t K e j a d i a n Madrid – Spanyol Di suatu tempat – Taman terbuka Di jaman ini juga P e m a i n Donna Laura Wanita tua, berumur kira-kira 70 tahun Masih nampak jelas bahwa dulunya cantik dan tindak tanduknya menunjukkan bahwa mentalnya juga baik. Don Gonzalo Lelaki tua, berumur kira-kira 70 tahun lebih Agak congkak dan selalu tampak tidak sabaran Petra Gadis pembantu Laura Juanito Pemuda pembantu Gonzalo DONNA LAURA MASUK, BERPEGANGAN TANGAN PADA PETRA. TANGANNYA YAN LAIN MEMBAWA PAYUNG YANG JUGA UNTUK TONGKATNYA LAURA Aku selalu merasa gembira sekali di sini. Syukur bangkuku tidak ditempati orang lain. Duhai, pagi yang cerah! Cerah sekali. PETRA Tapi matahari agak panas, Senora. LAURA Ya, kau masih duapuluh tahun ia duduk di bangku belakang. Aku merasa lebih letih dari biasanya melihat petra yang nampak tak sabaR, pergilah kalau kau ingin ngobrol dengan tukang kebunmu itu! PETRA Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia tukang kebun taman ini! LAURA Ia lebih tepat disebut milikmu daripada milik taman ini. Cari saja dia. Tapi jangan sampai terlalu jauh hingga tak kau dengar panggilanku. PETRA Saya sudah melihatnya di sana, menanti. LAURA Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh menit! PETRA Baik, Senora berjalan ke kanan LAURA Hei, nanti dulu! PETRA Ada apa lagi, Senora? LAURA Berikan remah-remah roti itu! PETRA Ah, pelupa benar aku ini! LAURA senyum Aku tahu! Pikiranmu sudah lekat ke sana, heh, si tukang kebun itu! PETRA Ini, Senora mengeluarkan bungkusan roti. Keluar ke kanan LAURA Adios! memandang ke arah pepohonan. Ha, mereka datang. Mereka tahu kapan mesti datang menemui aku bangkit dan menyerahkan remah-remah roti. Ini buat yang putih, ini untuk yang coklat, dan ini untuk yang paling kecil tapi kenes. tertawa dan duduk lagi memandang merpati yang sedang makan. Ah, merpati-merpati yang manis. Itu yang besar mesti lebih dulu, kentara dari kepalanya yang besar, dan itu … aduh , kenes benar. Hai, yang satu itu selesai mematuk terus terbang ke dahan. Bersunyi diri. Agaknya ia suka berfilsafat. Tapi dari mana saja mereka ini datang? Seperti kabar angin saja! Meluas dengan mudah. Ha, ha, jangan bertengkar. Masih banyak. Besok kubawakan yang lebih banyak lagi! don gonzalo dan juanito masuk dari kiri. Gonzalo bergantung sedikit pada juanito. Kakinya bengkak, agak di seret GONZALO Membuang-buang waktu melulu! Mereka itu suka benar bicara yang bukan-bukan. JUANITO Duduk di sini sajalah, senior. Hanya ada seorang wanita. dona laura menengok dan mendengarkan GONZALO Tidak, Juanito. Aku mau tersendiri. JUANITO Tapi tak ada . GONZALO Yang di sana itu kan milikku! JUANITO Tiga orang pendeta duduk di sana, Senior! GONZALO Singkirkan saja mereka! … … … Sudah pergi! JUANITO Tentu saja belum! Mereka tengah bercakap-cakap. GONZALO Seperti merekat pada bangku saja mereka itu! Heh, tak ada harapan lagi, Juanito. Mari! JUANITO menggandeng ke arah merpati-merpati LAURA marah. Awas hati-hati! GONZALO Apa Senora berbicara dengan saya? LAURA Ya, dengan tuan! GONZALO Ada apa? LAURA Tuan menakut-nakuti burung-burung merpati saya! GONZALO Peduli apa burung-burung itu! LAURA Apa, ha? GONZALO Ini taman umum, Senora! LAURA Tapi kenapa tadi tuan mengutuki pendeta-pendeta di sana itu? GONZALO Senora, tapi kita belum pernah jumpa! Dan kenapa tadi Senora menegur saya? Ayo, juanito! melangkah ke kanan LAURA Buruk amat perangai si tuan itu! Kenapa orang mesti jadi tolol dan pandir kalau sudah meningkat tua? melihat ke kanan. Syukur. Ia tidak mendapat bangku! Itu, orang yang menakut-nakuti merpati-merpatiku. Ha, ia marah-marah. Ya, ayo, carilah bangku kalau kau dapat! Aduh, kasihan, ia menyeka keringat di dahi. Nah, itu dia kemari lagi. Debu-debu mengepul seperti kereta lewat! juanito dan gonzalo masuk GONZALO Apa sudah pergi pendeta-pendeta yang ngobrol itu, Juan? JUANITO Tentu saja belum, Senior? GONZALO Walikota seharusnya lebih banyak menaruh bangku-bangku di sini! Terpaksa juga aku kini duduk bersama wanita tua itu! ia duduk di ujung bangku,memandang dengan iri kepada laura, dan memberi hormat dengan mengangkat topi. Selamat pagi. LAURA Jadi tuan di sini lagi? GONZALO Ku ulang lagi, kita kan belum pernah jumpa! LAURA Saya toh cuma membalas salam tuan! GONZALO “Selamat Pagi”, mestinya cukup dibalas dengan “selamat pagi” saja. LAURA Tapi tuan seharusnya juga minta ijin untuk duduk di bangku saya ini. GONZALO Ahai, bangku ini kan milik umum! LAURA Kenapa bangku yang di san itu juga tuan katakan milik tuan, hah? GONZALO Baik, baik! Sekian sajalah! pada dirinya sendiri Dasar perempuan tua! Patutnya dia di rumah saja, merenda atau menghitung tasbih. LAURA Jangan mengoceh lagi. Aku juga tokh, tak akan pergi untuk sekedar menyenangkan hatimu! GONZALO mengelap sepatunya dengan sapu tangan. Kalau disiram air sedikit tentu lebih baik. Tak berdebu lagi jadinya taman ini. LAURA Apa tuan biasa menggunakan saputangan sebagai lap? GONZALO Kenapa tidak?! LAURA Apa tuan juga menggunakan lap sebagai sapu tangan? GONZALO Hah? Nyonya kan tak punya hak untuk mengeritik saya! LAURA Toh sekarang saya ini tetangga tuan! GONZALO Juanito! Buku! Bosan mendengarkan nonsense macam itu! LAURA Alangkah sopan santun tuan ini! GONZALO Maaf saja nyonya. Tapi saya mengharap nyonya tidak bernapsu campur tangan urusan orang lain! LAURA Saya memang biasa melahirkan pikiran-pikiran saya. GONZALO Hhh, Juanito! Buku! JUANITO Ini, tuan! mengambil buku dari kantong, don gonzalo memandang dengki pada laura; gonzalo mengeluarkan kaca pembesar dan kacamata membuka buku LAURA Oh, saya kira tuan mengeluarkan teleskop. GONZALO Nyonya bicara lagi! LAURA Tentunya penglihatan tuan masih baik sekali!! GONZALO Jauh lebih baik dari penglihatan nyonya! LAURA Ahai, tentu saja! GONZALO Kalau tidak percaya, tanyakan saja kepada kelinci-kelinci dan burung-burung. LAURA Artinya tuan suka berburu kelinci dan burung? GONZALO Saya pemburu memang. Dan sekarang pun saya tengah berburu. LAURA Ya, tentunya! Begitulah! GONZALO Ya, Senora. Tiap Minggu saya menyandang bedil bersama anjing saya pergi ke Arazaca. Iseng-iseng berburu! Membunuh waktu! LAURA Ya, membunuh waktu! Apa hanya waktu saja bisa tuan bunuh? GONZALO Nyonya kira begitu? Saya bisa menunjukkan kepala beruang besar dikamar saya! LAURA Dan saya juga bisa menunjukkan kepala singa di kamar tamu saya, meskipun saya bukan pemburu! GONZALO Sudahlah nyonya, sudah! Saya mau membaca. Percakapan cukup! Ngomong putus! LAURA Ha, tuan menyerah! GONZALO Tapi saya mau ambil obat bersin dulu. mengambil tempat obat. Nyonya mau? memberikan obat itu LAURA Kalau cocok! GONZALO Ini nomor satu! Nyonya tentu akan suka! LAURA Memang biasanya akan menghilangkan pusing. GONZALO Saya pun begitu. LAURA Tuan suka bersin? GONZALO Ya tiga kali. LAURA Persis sama dengan saya! setelah mengambil bubukan, keduanya bersin berganti-ganti masing-masing tiga kali. GONZALO Ehaaaah, agak enakan sekarang. LAURA Saya pun merasa enak sekarang. KE Samping Obat itu telah mendamaikan kami rupanya! GONZALO Maaf, saya mau membaca keras. Tidak mengganggu kan? LAURA Silahkan sekeras mungkin, tuan tidak menggangu saya lagi. GONZALO membaca “ Segala cinta itu menyakitkan hati Tetapi bagaimana jugapun pedihnya Cinta adalah sesuatu yang terbaik Yang pernah kita miliki “ Nah, bait itu dari penyair Campoamor. LAURA Ah! GONZALO membaca “ Anak-anak dari para bunda Yang pernah kucinta Menciumku sekarang Seperti bayangan hampa “ Baris-baris ini agak lucu juga rasanya. LAURA tertawa Kukira juga begitu. GONZALO Ada beberapa sajak bagus dalam buku ini. Dengar! membaca “ Duapuluh tahun berlalu Ia pun kembalilah “ LAURA Cara tuan membaca dengan kaca pembesar itu sungguh agak menggelikan saya. GONZALO Jadi nyonya bisa membaca tanpa kaca pembesar? LAURA Tentu saja, tuan. GONZALO Setua itu? Ahai, nyonya main-main saja! LAURA Coba saya pinjam buku tuan itu! mengambil buku dan membacanya keras-keras “ Duapuluh tahun berlalu Dan ia pun kembalilah Masing-masing saling memandang, Berkata Mungkinkah dia orangnya? Ya Allah, dimana oranya itu? “ GONZALO Hebat! Saya iri hati pada penglihatan nyonya. LAURA Kesamping Hmm, saya hafal tiap kata syair itu. GONZALO Saya gemar sekali puisi-puisi yang bagus. Sungguh gemar sekali. Bahkan ketika masih muda, kadang-kadang suka bersyair. LAURA Sajak-sajak bagus juga? GONZALO Ya, macam-macamlah. Saya dulu sahabat dari Exprosoda, Zorilla, Bocquer, dan penyair-penyair lain. Saya kenal Zorilla pertama kali di Amerika. LAURA Eh, tuan pernah ke Amerika? GONZALO Sering juga. Pertama kesana saya waktu umur 6 tahun. LAURA Tentunya dulu tuan ikut Colombus. GONZALO tertawa Yah, tidak sejelek itu nasibku! Saya sudah tua, tapi belum pernah kenal Raja Ferdinand serta Ratu Isabella! keduanya tertawa. Saya juga teman Campoamor, berjumpa pertama kali di Valensia. Saya warga kota di sana. LAURA Apa sungguh? GONZALO Saya dibesarkan disana. Dan masa mudaku habis di kota itu. Apa nyonya pernah ke Valensia? LAURA Pernah! Tiada jauh dari Valensia ada sebuah villa dan kalau masih berdiri sekarang, bisa mengembalikan kenangan-kenangan yang manis. Saya pernah tinggal beberapa musim di sana. Tapi sudah lama lampau. Villa itu dekat laut, tersembunyi antara pohon jeruk. Mereka menyebutnya … ah … lupa … o ya, Villa Maricella. GONZALO Maricella? LAURA Maricella. Apa tuan pernah mendengarnya? GONZALO Tak asing lagi nama itu … ah, kita tambah tua tambah pelupa … di Villa itu dulu ada seorang wanita paling cantik yang pernah saya lihat dan saya kenal. Dan namanya … O ya, Laura Liorento! LAURA kaget Laura Liorento? GONZALO Benar mereka saling tatap LAURA sadar lagi Ah, tak apa-apa, hanya mengingatkan saya pada teman karib saya. GONZALO Aneh juga. LAURA Memang aneh! Dia diberi sebutan “ Perawan Bagai Perak”. GONZALO Tepat, “Perawan Bagai Perak”. Nama itulah yang terkenal di sana. Sekarang saya seperti melihatnya kembali di jendela di antara kembang mawar merah itu. Nyonya ingat jendela itu? LAURA Ya, saya ingat itulah jendela kamarnya. GONZALO Dulu dia suka berjam-jam di jendela. LAURA melamun Ya, memang dulu dia suka begitu. GONZALO Dia gadis ideal. Manis bagai kembang lilia. Rambutnya hitam. Sungguh mengesankan sekali! Mengesankan sampai kapan saja. Tubuhnya ramping sempurna. Betapa Tuhan telah menciptakan keindahan seperti itu. Dia seperti impian saja. LAURA ke samping Jika seandainya tuan tahu bahwa impian itu ada di samping tuan, tuan akan sadar impian macam apa itu, heh? keras-keras Dia adalah gadis yang malang yang gagal cinta. GONZALO Betapa sedihnya mereka saling memandang LAURA Tuan pernah mendengar kabarnya? GONZALO Ya, pernah. LAURA Nasib malang meminta yang lain. kesamping Gonzalo! GONZALO Si jago cinta cakap itu! Peristiwa cinta yang sama. LAURA Ah, duel itu. GONZALO Tepat, duel itu. Si Jago Cinta itu adalah … saudara sepupu saya. Saya juga sayang sekali kepadanya. LAURA Oh ya, saudara sepupu. Seorang temanku menyurati saya dan bercerita tentang mereka. Dia … saudara sepupu tuan itu … tiap pagi lewat di depan jendelanya dengan naik kuda, dan melemparkan ke atas seberkas kembang yang segera disambut gadisnya. GONZALO Dan tak lama kemudian, dia … saudara sepupu saya itu … lewat lagi untuk menerima kembang dari atas. Begitu? LAURA Benar. Dan keluarga gadis itu ingin agar ia kawin dengan saudagar yang tidak ia cintai. GONZALO Dan pada suatu malam, ketika saudara sepupuku tadi tengah menanti gadisnya menyanyi … di bawah jendela, lelaki itu muncul dengan tiba-tiba. LAURA Dan menghina saudara tuan itu. GONZALO Kemudian pertengkaran terjadi. LAURA Dan kemudian … duel! GONZALO Ya, waktu matahari terbit, di tepi pantai, dan si Saudagar itu luka-luka parah. Saudara sepupu saya itu harus bersembunyi dan kemudian melarikan diri. LAURA Tuan rupanya mengetahui benar ceritanya. GONZALO Nyonya pun begitu agaknya. LAURA Saya katakan tadi, seorang teman telah menyurati saya. GONZALO Saya pun diceritai oleh saudara sepupu saya. ke samping Heh, inilah Laura itu! Tak salah! LAURA ke samping Kenapa menceritakan padanya? Dia tak curiga apa-apa. GONZALO ke samping Dia sama sekali tak bersalah. LAURA Dan apakah tuan pula yang menasihati saudara tuan itu untuk melupakan Laura? GONZALO Ooo, saudara sepupu saya tak pernah melupakannya. LAURA Bagaimana begitu? GONZALO Akan saya ceritakan segalanya kepada nyonya. Anak muda – Don Gonzalo itu – bersembunyi di rumah saya, takut menanggung akibatnya yang buruk sehabis menang duel itu. Dari rumah saya ia terus lari ke Madrid. Ia kirim surat-surat kepada Laura, di antaranya sajak-sajak. Tapi tentunya surat-surat itu jatuh ke tangan orang tuanya. Buktinya tak ada balasan. Kemudian Gonzalo pergi ke Afrika, sebab cintanya telah gagal sama sekali, masuk tentara dan terbunuh di sebuah selokan sambil menyebut berulangkali nama Lauranya yang sangat tercinta. LAURA ke samping Dusta! Heh, dusta kotor belaka! GONZALO ke samping Saya tak bisa membunuh diriku lebih ngeri lagi. LAURA Tuan tentunya telah ditumbangkan kesedihan yang sangat GONZALO Memang betul, nyonya. Dia seperti saudaraku sendiri. Dan saya kira tak lama kemudian, Laura telah melupakannya. Kembali bermain memburu kupu-kupu seperti biasanya. Tak pernah meratapinya. LAURA Tidak, Senior. Sama sekali tidak! GONZALO Biasanya perempuan memang begitu! LAURA Kalaupun itu sudah sifat perempuan, “Perawan Bagai Perak” adalah terkecuali! Teman saya itu menanti berhari-hari, berbulan- bulan, bahkan bertahun-tahun dan tak selembar suratpun tiba. Suatu senja ketika matahari terbenam, dia meninggalkan rumahnya dan dengan langkah tergesa menuju pantai tempat kekasihnya menjaga nama baiknya. Ia menuliskan namanya di pasir, lalu duduk di atas karang, memandang ke kaki langit. Ombak menyanyikan tembang duka yang kekal, dan menggapai batu karang di mana perawan itu duduk. Air pasang segera tiba dan menyapu gadis itu dari muka bumi. GONZALO Ya Allah! LAURA Para nelayan di situ sering menceritakan bahwa nama yang ditulis gadis itu lenyap ditelan air pasang. ke samping Toh kamu tak tahu aku reka-reka sendiri cerita kematianku! GONZALO ke samping Dia berdusta lebih ngeri dari dustaku! LAURA Ah, Laura yang malang! GONZALO Wahai Gonzalo yang malang! LAURA ke samping Aku takkan bercerita kepadanya bahwa aku kawin dua tahun kemudian setelah duel itu! GONZALO ke samping Aku takkan bercerita kepadanya bahwa dua bulan kemudian aku mengawini penari ballet dari Paris! LAURA Nasib memang selalu aneh. Di sini, tuan dan saya, dua orang asing, bertemu secara kebetulan dan saling menceritakan kisah cinta yang sama dari dua teman lama yang telah bertahun lalu terjadi, seperti sudah akrab benar kita ini! GONZALO Ya, memang aneh. Padahal mula-mula kita bertemu tadi, kita bertengkar. LAURA Tuan juga yang tadi mengganggu merpati-merpati saya. GONZALO Memang agak kasar saya tadi. LAURA Memang kasar. ramah Tuan datang lagi besok pagi? GONZALO Tentu, asal pagi secerah ini. Dan takkan lagi mengganggu merpati-merpati itu, tapi saya akan membawa remah-remah roti besok. LAURA Oh, terima kasih. Burung-burung selalu tahu berterimakasih. Hei! Mana pembantuku tadi? – Petra! GONZALO melihat laura yang membelakang Tidak! Tak akan kukatakan siapa aku ini sebenarnya. Aku sudah tua dan lemah. Biarlah dia mengangankan aku sebagai penunggang kuda tampan yang lewat di bawah jendelanya. LAURA Nah, itu dia. GONZALO Itu Juanito! Dia sedang bercanda dengan gadisnya! mengisyarati LAURA memandang gonzalo yang membelakang Tidak, aku sudah berubah tua. Lebih baik ia mengingatku sebagai gadis bermata hitam yang melempar bunga dari jendela. juanito dan petra masuk Hei, Petra! GONZALO Juanito, kau sedikit lambat. PETRA kepada laura Si tukang kebun memberikan bunga-bunga ini kepada Seniora. LAURA Alangkah bagusnya. Terima kasih. Sedap benar baunya! beberapa bunga gugur ke tanah GONZALO Ini semua sungguh menyenangkan, Senora! LAURA Demikian juga saya, Senior! GONZALO Sampai besok, nyonya! LAURA Sampai besok, tuan! GONZALO Agak panas hari ini! LAURA Pagi yang cerah. Tuan besok pergi ke bangku tuan? GONZALO Tidak, saya akan kemari saja. Itu kalau nyonya tidak berkeberatan. LAURA Bangku ini selalu menanti tuan! GONZALO Akan saya bawa remah-remah roti! LAURA Besok pagi, jadilah! GONZALO Besok pagi. laura melangkah ke kanan berpegang pada petra. Gonzalo membungkuk susah payah memungut bunga yang jatuh tadi, dan laura menengok ketika itu LAURA Apa yang tuan kerjakan? GONZALO Juanito, tunggu dong! LAURA Tak salah, dialah Gonzalo! GONZALO ke samping Tak salah, dialah Laura! mereka masing-masing melambaikan tangan LAURA Mungkinkah dia itu benar orangnya? GONZALO Ya Allah, diakah orangnya itu? keduanya tersenyum L a y a r T u r u n Demikian contoh naskah drama 4 orang yang diharapkan bermanfaat bagi Anda sahabat guru pendidikan. Baca Juga Pengertian Drama Menurut Para Ahli, Bentuk, Unsur, Ciri Dan Contohnya Pengertian Hikayat Contoh, Unsur, Ciri Ciri, Jenis, Tujuan √ Pengertian Teks Cerita Fiksi, Struktur, Contoh, Unsur, dan Kaidah Kebahasaan Resensi Adalah Pengertian, Unsur, Sistematika, Jenis, Contoh Pengertian Cerpen Adalah Unsur, Contoh Cerita Pendek, Ciri kinemaster pro Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
- Sebuah kasih sayang keluarga ditampilkan melalui contoh naskah drama berikut ini. Contoh naskah drama untuk empat orang termasuk narator sebagai pemenuhan tugas seni peran di sekolah. Contoh naskah drama untuk empat orang tentang keluarga ini cukup menguras air mata. Cerita dalam naskah ini diadaptasi dari kejadian yang sering terjadi di dunia nyata. Berikut ini contoh naskah drama untuk tugas seni peran di sekolah atau organisasi. Bapak membantu Ibu memasak di dapur rumah sederhana mereka yang nyaman karena kehangatan keluarga. Nisa datang dari dalam rumah, merasa ragu untuk mendekati kedua orangtuanya yang belum menyadari kehadirannya tersebut. Nisa berdiri diambang pintu dapur, melihat kertas di tangannya dan orangtuanya secara bergantian. NISA Gimana dong? [cemas] IBU Nisa ...! [menoleh] NISA I-iya, Bu. [menoleh ke ibu memaksakan tersenyum] IBU Kenapa di situ? Ayo sini! [tersenyum] NISA I-iya. Langkah Nisa disambut senyum oleh kedua orang tuanya. NISA Bu, Pak ... [ragu-ragu] Bapak dan Ibu saling menatap khawatir. BAPAK Kamu kenapa, Nis? Ada apa? [penuh perhatian] IBU Iya Nak, kamu kenapa? NISA Ini ... [memberikan kertas yang dipegangnya] BAPAK Apa ini? [lekas membuka] IBU I-ini .... [kembali saling menatap dengan bapak] BAPAK + IBU Nisa... [merasa bersalah] NISA Gak papa, Bu. Nisa juga gak tertarik kok. [senyum kecut] NISA Nisa gak mau bikin Bapak sama Ibu susah. Keputusan Nisa udah bulat. Nisa mau cari kerja aja, buat bantu ibu sama Bapak. Nisa gak mau Bapak kerja berat cuman buat Nisa kuliah. BAPAK Nisa ... Maafin Bapak, Nisa. NISA Bapak ... Gak perlu minta maaf, lagian nanti kalau Nisa udah kerja, Nisa bisa bantu Bapak sama ibu. Kalau untuk kuliah, Nisa bisa nabung dari uang kerja itu, iya kan? IBU Maaf ya Nisa, kamu harus kehilangan kesempatan kuliah ini. Karena kami tidak bisa menjamin biaya kuliah kamu. Bukannya kami tidak mau berusaha, hanya saja... Kami tidak bisa menjanjikan harapan yang kami sendiri tidak bisa memastikan hal terkecilnya sekalipun. NISA Gak papa, Bu. Nisa ngerti kok. Lagian Nisa juga udah capek. Mau istirahat dulu dari kejaran tugas sekolah, hehe. [menghibur] IBU Maaf ... [memeluk Nisa diikuti Bapak memeluk keduanya] NISA Nisa mau ke kamar dulu buat ganti baju. Nisa pun pergi meninggalkan orangtuanya untuk mengganti baju seragam sekolahnya. IBU Pak, ibu bener-bener ngerasa bersalah sama Nisa. Hatinya pasti sakit banget. [berkaca-kaca] BAPAK Bapak yang paling bertanggungjawab, Bu. Bapak gak bisa ngasih yang terbaik buat Nisa dan Ibu. Buat makan aja, bapak gak bisa ngasih dengan nominal yang menentu. Maafin bapak, Bu. [berkaca-kaca, merasa bersalah] IBU Jangan gitu, Pak. [menggenggam tangan suaminya] IBU Bapak udah jadi suami dan ayah yang bertanggungjawab untuk keluarga. Bapak menafkahi kami dengan uang halal yang cukup. Ibu dan Nisa, sangat bersyukur. Ada bapak di hidup kami. BAPAK Maaf, Bu. [membalas genggaman tangan istrinya] Di kamar, Nisa luruh ke lantai sambil menangis. NISA Nggak, aku gak boleh nangis. Ini demi ayah dan ibu. Aku harus kuat. Masih banyak waktu untuk kuliah. Aku punya banyak waktu buat nabung uang kuliah sendiri. Nisa kembali memandangi kertas yang ia dapat dari sekolah yang ditunjukkan kepada orangtuanya tersebut. NISA Tuhan, aku bukannya tidak bersyukur. Menyia-nyiakan beasiswa kuliah yang diberikan untukku ini. Tapi ... Semua keperluan kuliah tidaklah murah. Meskipun semua uang kuliah dibiayai sepenuhnya. Aku tidak mau membebani kedua orangtuaku untuk membiayai keperluan hidup selama kuliah. NISA Ditambah lagi, jarak yang begitu jauh. Aku tidak bisa meninggalkan kedua orangtuaku disini sendiri. Mengingat kesehatan ibu yang kerap kali berubah, membuatku khawatir. NISA Ayah juga tidak muda lagi. Aku tidak bisa egois memintanya bekerja lebih keras diusia sekarang. Tidak bisa. Aku tidak mau. NISA Dunia kerja dengan menyandang status sarjana memanglah menggiurkan, namun jika untuk mencapainya harus membebani kedua orangtuaku yang sudah renta, rasanya tidaklah bijak. NISA Tuhan, mohon permudah urusanku. Lancarkan rezeki dan impianku untuk dapat terwujud. Dengan kekuatan sendiri, aku mohon kekuatan agar aku tidak mudah menyerah dan kalah. Nisa pun menghapus air matanya dan lekas bersiap untuk kembali membantu orangtuanya di dapur. Demikian contoh naskah drama singkat untuk empat orang termasuk narator dapat menguras air mata.***
100% found this document useful 9 votes21K views4 pagesDescriptionNaskah DialogCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 9 votes21K views4 pagesNaskah Drama KeluargaJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
naskah drama keluarga 4 orang